Inilah Cara Deteksi Dini Kanker Serviks

ILUSTRASI: Kanker serviks (Sumber Gambar: Freepik @eddows-animator)

ILUSTRASI: Kanker serviks (Sumber Gambar: Freepik @eddows-animator)

Lingkarjateng.idBaru-baru ini, pemerintah telah menggratiskan vaksin kanker serviks. Kanker serviks sendiri merupakan kanker yang muncul pada sel-sel di leher rahim. Dalam leher rahim (serviks) tersebut, terjadi perkembangan sel-sel abnormal yang mengakibatkan tumbuh tumor. Tumor ganas inilah yang berkembang dan menyebabkan kanker serviks.

Kanker serviks atau kanker leher rahim terjadi akibat infeksi virus HPV (Human Papillomavirus) yang disebarkan melalui hubungan seksual dengan banyak pasangan. Selain itu, perilaku seksual yang berisiko tinggi seperti seks tanpa kondom atau berbagi mainan seks (sex toys) yang tidak dicuci terlebih dahulu memiliki risiko tinggi terinfeksi HPV. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, setidaknya dilaporkan ada 15.000 kasus kanker serviks setiap tahun di Indonesia.

Pada tahap stadium awal, kanker serviks tidak menunjukkan gejala, sehingga banyak wanita tidak menyadarinya. Umumnya, gejala kanker serviks baru muncul ketika sudah semakin parah atau memasuki stadium lanjut. Ketika muncul pun, gejala kerap disalahartikan sebagai gejala menstruasi atau infeksi salurah kemih.

Bagaimana Cara Mengatasi Sakit Gigi saat Berpuasa?

5 Tips Atasi Sakit Gigi saat Puasa Ramadhan

Dilansir dari Halodoc, gejala kanker serviks yang perlu diwaspadai adalah pendarahan yang tidak wajar dari miss v, siklus menstruasi yang tidak teratur, nyeri pada punggul (di perut bagian bawah), nyeri saat berhubungan seks, nyeri di pinggang (punggung bawah) atau kaki, kehilangan nafsu makan, cairan miss v yang tidak normal (berbau menyengat atau disertai darah), badan lemas dan salah satu kaki membengkak.

Oleh karena itu, diperlukan deteksi dini kanker serviks untuk mencegah akibat yang fatal dari kanker ini. Berikut Lingkarjateng.id rangkum cara mendeteksi kanker serviks secara dini.

1. Pap Smear

Dikutip dari hellosehat, pap smear bertujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya pertumbuhan sel abnormal di dalam rahim dan leher rahim (serviks). Hasil dari tes inilah yang nantinya menunjukkan adanya perubahan sel dan tanda-tanda perkembangan sel kanker dalam serviks.

Tes ini dapat diulang setiap 3 tahun sekali khususnya bagi wanita yang berusia 21-65 tahun. Sementara itu, untuk wanita yang berusia 30-64 tahun, dapat melakukan tes pap smear setiap 5 tahun sekali jika dikombinasikan bersama dengan deteksi dini untuk kanker serviks lainnya yakni pemeriksaan HPV.

2. Kolposkopi

Kolposkopi biasanya direkomendasikan dokter apabila ada hasil yang dicurigai tidak normal dari tes pap smear. Pada tes ini, menggunakan kolposkop untuk memeriksa bagian leher rahim, vagina dan vulva secara langsung. Jika pada saat tes kolposkopi ditemukan kelainan, sampel jaringan akan diambil untuk diperiksa di laboratorium.

Jika ditemukan adanya jaringan yang tampak tidak normal, dokter akan melakukan biopsi dan mengirimkan sampel jaringan ke laboratorium. Bila hasil biopsi menunjukkan adanya pertumbuhan sel abnormal yang berpotensi kanker atau CIN, diperlukan penanganan lebih lanjut.

Ini Dia Penyebab Perut Buncit

Kenali 5 Kebiasaan yang Menyebabkan Perut Buncit

3. Pemeriksaan HPV

Sesuai namanya, pemeriksaan HPV adalah suatu uji yang dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya infeksi virus HPV. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengambil dan mengumpulkan sel-sel dari dalam leher rahim atau serviks.

4. Pemeriksaan IVA

Jika dibandingkan dengan pap smear, tes IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) cenderung lebih murah karena pemeriksaan dan hasil diolah langsung tanpa harus menunggu hasil laboratorium.

Cara mendeteksi kanker serviks ini dengan menggunakan asam asetat atau asam cuka dengan kadar 3-5 persen yang diusapkan pada leher rahim.

5. Tes Schiller

Tes ini dengan mengoleskan larutan yodium pada leher rahim guna mendeteksi keberadaan jaringan yang tidak normal. Jaringan yang sehat akan berwarna cokelat setelah diolesi, sedangkan jaringan yang tidak normal akan berwarna putih atau kuning.

Bagaimana Caranya Agar Bibir Tak Kering saat Berpuasa Ramadhan?

Anda Wajib Tahu, Inilah 5 Tips Ampuh Atasi Bibir Kering saat Puasa

6. Kuretase Endoserviks (ECC)

Tujuan tes ini untuk memeriksa bagian leher rahim yang tidak terjangkau saat tes kolposkopi. Dalam serviks (endoserviks) akan sedikit dikikis menggunakan alat khusus yang berbentuk seperti sendok kecil untuk mendapatkan sampel.

7. Biopsi Serviks

Biopsi kerucut (cone biopsy) dilakukan dengan mengambil sampel jaringan dari leher rahim. Sampel jaringan akan berbentuk menyerupai kerucut dan akan diperiksa menggunakan mikroskop. 

Berbeda dengan biopsi punch (punch biopsy), pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengangkat sampel jaringan yang dibutuhkan dengan menggunakan pisau berbentuk bundar. Prosedur ini mungkin akan dilakukan beberapa kali pada area sekitar serviks.

Demikianlah cara mendeteksi dini kanker serviks. Semoga informasi ini membantu ANda. (Lingkar Network | Jazilatul Khofshoh – Lingkarjateng.id)

Sumber Referensi:

Alodokter. Cara Mendeteksi Kanker Serviks dan Metode Pengobatannya. Diakses pada 26 April 2022, dari https://www.alodokter.com/mendeteksi-sel-abnormal-penyebab-kanker-serviks

Alodokter. Ketahui Cara Mendeteksi Kanker Serviks Sekaligus Mencegahnya Sejak Dini. Diakses pada 26 April 2022, dari https://www.alodokter.com/ini-upaya-mencegah-dan-cara-mendeteksi-kanker-serviks

Handayani, V. Verona. (2020). Halodoc: Ini Cara Deteksi Dini Kanker Serviks. Diakses pada 26 April 2022, dari https://www.halodoc.com/artikel/Ini-Cara-Deteksi-Dini-Kanker-Serviks

Hapsari, Annisa. (2021). Hellosehat: Berbagai Tes Media untuk Mendeteksi Kanker Serviks. Diakses pada 26 April 2022, dari https://hellosehat.com/kanker/kanker-serviks/deteksi-dini-kanker-serviks/

Exit mobile version