Inilah 4 Cara Cegah Kebakaran saat Musim Kemarau

ILUSTRASI: Kebakaran hutan (Freepik @toa55/Lingkarjateng.id)

ILUSTRASI: Kebakaran hutan (Freepik @toa55/Lingkarjateng.id)

Lingkarjateng.id – Musibah kebakaran selalu tak dinyana-nyata datangnya. Tau-tau sudah ada asap yang menandakan bahwa api sedang berkobar, dan sebentar lagi si jago merah semakin membesar. Apalagi di musim kering atau kemarau, risiko kebakaran bisa terjadi akibat hal kecil yang tidak sadar telah kita lakukan.

Dampak dari kebakaran selain merusak bangunan juga bisa merusak lingkungan sekitar. Tapi kamu bisa berkontribusi meminimalisir terjadinya kebakaran dengan melakukan beberapa hal berikut ini:

Tidak membakar sampah

ILUSTRASI: tempat pembakaran sampah (Freepik @dipshri/Lingkarjateng.id)

Saat kemarau, sampah daun-daun kering tak bisa dibendung keberadaannya. Alhasil, masyarakat banyak yang memilih untuk menyapu kemudian membakarnya.

Lalu, warga perkampungan yang punya hewan ternak biasanya membuat bediang atau pembakaran sampah kotoran hewan dan sisa makanan ternak.

Dua hal tersebut bisa memicu kebakaran, jika dibiarkan begitu saja. Sebab, saat kemarau daun-daun kering di sekitar menjadi mudah terbakar. Jika diteruskan tanpa pengawasan akan membuat api pembakaran cepat membesar.

Mulai sekarang, kamu bisa mulai memilah-milah sampah untuk didaur ulang. Dengan demikian, sampah bisa bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk hal lainnya.

Bijak menggunakan listrik

ILUSTRASI: mematikan AC ketika sudah tidak digunakan (Freepik @KrishnaTedjo/Lingkarjateng.id)

Seringkali, peristiwa kebakaran terjadi akibat korsleting listrik. Maka alangkah baiknya untuk lebih berhati-hati dan memperhatikan kondisi rumah, jika ada listrik yang tidak terpakai agar segera dimatikan. Segera cabut stop kontak, matikan saklar dan kabel-kabel alat elektronik ketika sudah tidak digunakan.

Upaya tersebut, selain meminimalisir risiko terjadinya kebakaran yang disebabkan gangguan arus pendek juga merupakan kontribusi untuk mengurangi pemanasan global. Sebab energi listrik termasuk salah satu penyebab perubahan iklim global.

Tidak membiarkan bekas api unggun

ILUSTRASI: api unggun di perkemahan (Freepik @kotkoa/Lingkarjateng.id)

Bagi pendaki yang sering berkemah dan membuat api unggun, harus paham cara menyalakan dan mematikan api dengan benar agar tidak memicu kebakaran. Jika menggunakan korek api  saat menyalakan api unggun, pastikan api dari pemantik benar-benar sudah padam agar ketika dibuang tidak menimbulkan kebakaran.

Api unggun memang akan mati dengan sendirinya ketika bahan bakarnya sudah habis, tetapi demi kehati-hatian juga harus memastikan api benar-benar padam. Gunakanlah air dan tanah untuk memadamkan  sisa api unggun.

Tidak membuang puntung rokok sembarangan

ILUSTRASI: mematikan puntung rokok (Freepik @jes2ufoto/Lingkarjateng.id)

Sembarangan membuang puntung rokok bisa berakibat fatal. Saat melakukan perjalanan ke hutan atau ke tempat terbuka yang banyak benda mudah terbakar, akan lebih baik untuk memastikan rokok telah dimatikan sebelum dibuang agar tidak memicu api yang lebih besar. Sebab, tak sedikit terjadi kebakaran hutan atau lahan gambut akibat punting rokok yang dibuang sembarangan.

Dengan melakukan hal-hal diatas, artinya kamu telah berkontribusi untuk mencegah terjadinya banjir akibat hutan gundul, menjaga rumah habitat flora dan fauna, mengurangi polusi udara dan menjaga keseimbangan alam. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)

Exit mobile version