Ibu Hamil Ingin Puasa, Amankah? Begini Penjelasan Dokter

Ibu Hamil Ingin Puasa, Amankah? Begini Penjelasan Dokter

POTRET: dr. Wiwik Susanti, Sp.OG (R. Teguh Wibowo/Lingkarjateng.id)

Lingkarjateng.id – Sebentar lagi kita akan menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan. Lalu, bagaimana dengan ibu hamil? Ternyata aman saja, namun ada hal yang perlu diperhatikan.

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan di RSUD dr. R. Soetrasno Rembang, dr. Wiwik Susanti Sp.OG mengatakan, ibu hamil biasanya bingung di bulan Ramadan. Satu sisi, ingin menjalankan ibadah wajib, namun di sisi lain kekhawatiran terhadap kondisi bayi di dalam kandungan.

Dokter asal Kecamatan Sedan ini, menjelaskan kehamilan dibagi menjadi Trimester Pertama, Trimester Kedua, dan Trimester Ketiga. Ketiganya memiliki karakter dan kebutuhan gizi yang berbeda, yang paling disarankan boleh berpuasa, ketika sudah memasuki trimester kedua atau rentang waktunya antara usia kandungan 4 bulan hingga 6 bulan.

“Untuk trimester pertama umumnya ibu hamil akan ngidam, merasakan mual, dan muntah. Kalau berpuasa, asam lambung akan naik. Oleh karena itu, tidak dianjurkan berpuasa apalagi kalau mual muntah berlebihan. Yang trimester kedua, ibu fisiknya lebih kuat dan bayi belum berukuran besar jadi belum begitu membutuhkan asupan gizi banyak. Kalau trimester ketiga, bayinya lebih besar, otomatis membutuhkan asupan gizi lebih banyak. Jadi untuk puasa, amannya di trimester kedua,” terang dr. Wiwik.

Jika usia kehamilan masih muda (1 bulan hingga 3 bulan) maupun hamil tua (7 bulan hingga 9 bulan) ingin berpuasa, ia menyarankan untuk konsultasi dulu dengan dokter spesialis kandungan. Tujuannya untuk mendeteksi lebih dini, apakah kondisi ibu dan janin, memungkinkan atau tidak.

Wiwik menyebutkan sejumlah tips bagi ibu hamil, agar tetap aman selama puasa. Pertama, pola makan dijaga minimal 3 kali yakni waktu berbuka, malam hari sebelum tidur, dan sahur.

“Jadi dioptimalkan makan pada malam hari. Sahur harus tetap makan. Jangan sampai ibu hamil mau puasa tapi tidak sahur. Kalau tidak sahur, saran saya tidak usah puasa,” tuturnya.

Ia menambahkan, bahwa tips Kedua yaitu makan makanan bergizi dan rutin minum susu. Termasuk mengonsumsi vitamin ibu hamil. Kalau ada keluhan disarankan periksa ke bidan desa atau dokter kandungan.

“Jadi ketika ibu hamil puasa, jam setengah 5 sore misalnya, kok pusing nggliyeng, tidak kuat. Mungkin ada perasaan eman-eman, kurang sebentar lagi. Saran saya jangan dipaksakan dan segera batalkan puasa. Lain waktu, puasanya bisa diganti, “ pungkasnya. (Lingkar Network | R. Teguh Wibowo – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version