HARI AIDS Sedunia, Ini 4 Hal yang Wajib Anda Tahu

ILUSTRASI: Ilustrasi orang dengan HIV/AIDS dalam lingkungan masyarakat. (Freepik @jcomp/Lingkarjateng.id)

ILUSTRASI: Ilustrasi orang dengan HIV/AIDS dalam lingkungan masyarakat. (Freepik @jcomp/Lingkarjateng.id)

Lingkarjateng.id – Tanggal 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS (Acquired Ummunideficiency Syndrome) sedunia. Mayoritas orang juga mengetahui bahwa AIDS merupakan penyakit yang mengakibatkan kerusakan sistem kekebalan tubuh. Biasanya AIDS juga dikaitkan dengan HIV (Human Immunodeficiency Virus). Namun, tahukah Anda perbedaan HIV dan AIDS?

Banyak orang salah kaprah bahwa HIV dan AIDS merupakan penyakit yang sama. Akan tetapi, menurut fakta, kedua penyakit ini berbeda meskipun berjalan seiringan.

1. Perbedaan HIV/AIDS

HIV adalah virus yang menyebabkan AIDS atau biasa disebut dengan HIV  stadium 3. Saat virus HIV masuk ke tubuh, virus ini akan menyebabkan kerusakan sistem kekebalan tubuh. Jika infeksi sudah menyebar, maka sistem imun di dalam tubuh tidak bisa bekerja seperti semula.

Sementara AIDS adalah kondisi yang disebabkan oleh infeksi virus HIV. AIDS berkembang ketika virus telah menyebabkan kerusakan serius pada sistem kekebalan dalam kata lain AIDS adalah stadium akhir dari infeksi HIV.

2. Penularan HIV/AIDS

Banyak orang salah kaprah bahwa HIV bisa menular melalui keringat, air, udara, air mata, sentuhan fisik dan air liur. Akibatnya, masyarakat cenderung punya stigma untuk menjauhi orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Faktanya, HIV ditularkan dari seseorang yang sudah terinfeksi. Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita seperti darah, sperma, cairan vagina dan cairan anus juga ASI. Oleh sebab itu, perempuan dengan riwayat HIV/AIDS bisa menularkan virus terhadap anaknya ketika menyusui. Selain itu, penularan HIV juga bisa melalui hubungan seks tanpa kondom dan berbagi penggunaan jarum suntik.

3. Gejala HIV/AIDS

Seringkali, infeksi HIV/AIDS tidak menimbulkan gejala tertentu sehingga sulit didiagnosis. Terlebih gejala awal infeksi virus ini mirip dengan flu. Kebanyakan penderita mengalami flu ringan pada dua hingga enam minggu setelah terinfeksi HIV dan bertahan selama satu hingga dua minggu.

Seperti nama virusnya, meski gejala flu yang dirasakan berangsur membaik, namun jika virus telah menginfeksi tubuh maka HIV akan terus merusak kekebalan tubuh penderitanya. Jika tidak mendapatkan penanganan sejak dini, HIV bisa berkembang menjadi AIDS.

Dalam kasus yang sering ditemui, penderita bari mengetahui dirinya terinfeksi HIV setelah periksa ke dokter akibat mengalami penyakit parah yang disebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh. Misalnya, diare kronis, toksoplasmosis otak, atau penumonia.

4. Pencegahan HIV/AIDS

HIV/AIDS merupakan penyakit mematikan, namun bukan berarti tidak dapat dicegah. Pencegahan agar tidak terinfeksi HIV/AIDS yaitu dengan melakukan gaya hidup sehat. Di antaranya dengan tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah, tidak berganti-ganti pasangan seksual, tidak menggunakan jarum suntik secara bergantian dan menghindari konsumsi narkoba. Selain itu juga melakukan pemeriksaan sejak dini jika pernah melakukan kebiasaan-kebiasaan tersebut agar jika terinfeksi bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)

Exit mobile version