7 Fakta Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Simbol Persahabatan UEA dan Indonesia

POTRET: Pesona Masjid Sheikh Zayed di Solo. (Dok. Instagram @anggarawepe/Lingkarjateng.id)

POTRET: Pesona Masjid Sheikh Zayed di Solo. (Dok. Instagram @anggarawepe/Lingkarjateng.id)

Lingkarjateng.idPresiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Mohamed bin Zayed Al-Nahyan (MBZ) belum lama ini telah meresmikan Masjid Raya Sheikh Zayed Al-Nahyan di Solo.

Usai menunaikan ibadah sholat sunnah, Jokowi dan MBZ menandatangani prasasti tanda peresmian masjid, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa. Peresmian masjid hadiah Pangeran UEA Mohamed bin Zayed untuk Presiden Jokowi ini juga dilakukan dengan penanaman pohon sebagai simbol persahabatan.

Berikut Lingkarjateng.id rangkum untuk Anda, 7 fakta Masjid Raya Sheikh Zayed Al-Nahyan.

1. Lokasi

Masjid Raya Sheikh Zayed Al-Nahyan berlokasi di Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, tepatnya di bekas Depo Pertamina, Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Pemerintah Kota (Pemkot) Solo melalui situs resminya, masjid yang dibangun dua tingkat ini memiliki luas bangunan utama sekitar 8.000 meter persegi.

2. Hibah dari Putra Mahkota UEA

Dilansir dari situs surakarta.go.id, pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed Al-Nahyan ini merupakan hibah dari Putra Mahkota UEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al-Nahyan (MBZ) kepada Pemerintah Indonesia.

Pembangunan masjid raya ini berada di bawah arahan kontraktor PT Waskita Karya. Masjid ini akan menjadi mercusuar syiar Islam di Nusantara dan simbol moderasi beragama dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia dan keadilan sosial.

3. Biaya Pembangunan

Pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed menelan biaya sekitar Rp 300 miliar yang semuanya ditanggung oleh Pemerintah UEA. Proses pembangunannya dimulai tanggal 6 Maret 2021, membutuhkan waktu sekitar 1 tahun 8 bulan hingga masjid tersebut diresmikan.

Pada 6 Maret 2021 telah dilakukan prosesi groundbreaking atau peletakan batu pertama dengan dihadiri oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri BUMN Erick Thohir, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

4. Replika Grand Mosque Sheikh Zayed di Abu Dhabi

Masjid Raya Sheikh Zayed di Solo ini merupakan replika dari masjid aslinya di Abu Dhabi, UEA yakni, Grand Mosque Sheikh Zayed. Ada empat menara menjulang tinggi yang dibangun di masjid ini. Tak hanya itu, sejumlah kubah yang dibuat sama seperti masjid aslinya.

5. Fasilitas Masjid

Terdapat Islamic Center sebagai pusat pendidikan agama Islam. Di dalam Islamic Center nantinya akan ada Taman Pendidikan Al Quran (TPA), tempat tafsir Al Quran, madrasah dan tempat pengembangan ekonomi syariah yang menjual produk-produk halal market.

Selain itu, masjid ini juga menyediakan perpustakaan dan ruang naratama atau Very Important Person (VIP). Masjid ini juga memiliki basement yang difungsikan sebagai tempat wudhu laki-laki dan perempuan.

6. Kapasitas Jemaah

Masjid Raya Sheikh Zayed yang didominasi warna putih ini memiliki daya tampung sekitar 4.000 orang untuk bagian dalamnya. Sementara jika digabung dengan total area masjid yang terbuka dapat menampung kapasitas jemaah hingga mencapai 10.000 jemaah.

7. Ikon Baru Solo

Masjid ini akan dikelola oleh Badan Pengelola Masjid Raya Sheikh Zayed Solo yang dibentuk melalui Kemenag RI. Keberadaan masjid ini akan menjadi ikon baru Solo. Tak hanya sebagai pusat syiar agama, tetapi juga menjadi pusat destinasi wisata religi baru di Solo.

Demikianlah, 7 fakta Masjid Raya Sheikh Zayed Al-Nahyan yang dirangkum Lingkarjateng.id. Semoga informasi ini membantu Anda. (Lingkar Network | Jazilatul Khofshoh – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version