PATI, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati akan melakukan pembongkaran jalur lambat di Jalan Panglima Sudirman, tepatnya di ruas Desa Puri hingga Tugu Bandeng yang menjadi ikon Kabupaten Pati.
Proyek pembangunan ini dijadwalkan mulai dikerjakan pada bulan Juni 2025. Jalan sepanjang 4,8 kilometer (km) akan dibuat menjadi dua lajur, lengkap dengan median di bagian tengahnya. Jalur lambat yang ada saat ini akan dibongkar untuk melebarkan jalan utama.
Bupati Pati Sudewo menyampaikan bahwa masing-masing lajur akan memiliki lebar 9 meter, dengan median selebar 2 meter di tengah jalan. Selain itu, akan dibangun trotoar di sisi selatan sepanjang 2 kilometer dengan lebar 4 meter, dan di sisi utara sepanjang 1,5 kilometer.
“Akan kita bongkar menjadi pelebaran jalan raya. Masing-masing lajur itu 9 meter, kanan 9 meter, kiri 9 meter, median 2 meter, kemudian trotoarnya yang sebelah selatan itu lebarnya 4 meter sepanjang 2 kilometer, yang trotoar sebelah utara itu 1,5 kilometer. Akan dimulai bulan depan, bulan Juni,” ucap Bupati Pati Sudewo di Pati, Jawa Tengah, Sabtu, 17 Mei 2025.
Sebelumnya, Bupati Pati Sudewo dalam inspeksinya melihat banyak sudut kota Pati butuh “sentuhan” ahli agar lebih bagus dan Pati bisa menjadi kota besar yang cantik dan maju. Salah satunya adalah memperbaiki fasilitas trotoar agar ramah pejalan kaki.
“Trotoar itu, semua ruas jalan di Kota Pati maupun di Juwana, itu sudah ada trotoar. Bahkan ada yang tergolong baru. Tetapi trotoar itu tidak nyaman digunakan,” jelasnya, Kamis, 15 Mei 2025.
Bupati pun membeberkan pengalamannya meninjau trotoar yang ada di Kota Pati. Untuk itu, ia berjalan sepanjang Toko Puas hingga Super Indo, turut Jalan Panglima Sudirman (kurang lebih 550 meter). Dalam momen itu, ia hampir kepleset jika tidak dipegangi oleh timnya.
Orang nomor satu di Kabupaten Pati itu pun miris. Ia tak bisa membayangkan jika ada kaum disabilitas yang berjalan di trotoar yang medannya naik turun tersebut. Selain itu, sejumlah ruas trotoar juga sudah rusak berantakan.
“Coba semua bisa melihat, apakah ada orang yang berjalan kaki di trotoar itu? Tidak ada! Karena memang nggak nyaman. Bukan hanya nggak nyaman, nggak aman. Bisa kepleset! Bukan orang yang disabilitas saja yang tidak bisa. Orang sehat pun itu juga tidak akan bisa, karena naik turun ekstrem,” tuturnya.
Karena itu, ia berencana akan menata ulang kembali trotoar di Kabupaten Pati, agar datar dan ketinggiannya sama, sehingga nyaman dilewati.
“Ini tidak ada unsur politik sama sekali. Karena memang kenyataannya trotoar itu tidak layak untuk digunakan,” pungkasnya.
Tak hanya itu, demi mengembalikan fungsi trotoar sebagai jalur aman dan nyaman bagi pejalan kaki, Sudewo telah memerintahkan agar pot-pot bunga berukuran besar yang berada di sepanjang trotoar dipindahkan.
Jurnalis: Mutia Parasti
Editor: Lingkar Media Group