KAB. SEMARANG, Lingkarjateng.id – Perumahan Sraten Permai yang berada di Desa Sraten, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, menjadi langganan banjir akibat luapan air dari sungai di sekitar Danau Rawa Pening saat musim hujan.
Ocha (38), warga RT 02 di Perumahan Sraten Permai, mengatakan bahwa permukiman tempat ia tinggal bersama keluarga sudah berkali-kali jadi langganan banjir jika hujan turun.
“Berkali-kali seperti ini, memang langganan banjir karena air dari Salatiga, khususnya dari parit-parit yang ada di Jalan Lingkar Salatiga (JLS) ini mengalir ke sungai-sungai yang bermuara ke Danau Rawa Pening,” katanya saat ditemui pada Minggu, 18 Mei 2025.
Ia mengungkapkan bahwa total ada dua RT yang menjadi langganan banjir akibat luapan air dari sungai di sekitar perumahan tersebut.
“Di sini total ada tiga sungai yang bermuara ke Danau Rawa Pening,” katanya.
Ocha juga menerangkan bahwa di RT ia tinggal total ada 27 kepala keluarga (KK). Ia menyebut, beberapa rumah yang berdekatan dengan sungai tersebut kerap kemasukan air dari jika debitnya naik karena curah hujan tinggi.
“Ada beberapa tetangga yang rumahnya dekat sekali dengan sungai selalu kebanjiran, bahkan rumah-rumah itu pernah dapat bantuan dari Dana Desa sini untuk menaikkan rumahnya, tapi tetap saja airnya selalu masuk ke rumah-rumah warga,” imbuhnya.
Ia mengungkapkan bahwa sungai tersebut pernah dilakukan dua kali normalisasi dengan mengeruk endapan sedimentasi. Namun, upaya tersebut belum bisa menangani banjir yang kerap terjadi di perumahan setempat.
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Sraten, Rokhmad, menerangkan bahwa total ada dua RT di Perumahan Sraten Permai yang selalu terdampak banjir akibat luapan sungai sekitar desanya.
Menurutnya, luapan air disebabkan oleh pembangunan JLS yang mengakibatkan seluruh drainase dialirkan ke sungai sekitar perumahan tersebut.
“Dialirkan ke sungai yang masuk ke belakang perumahan Sraten Permai ini, jadi sungai tidak muat karena debit air yang tinggi akibat hujan deras terus, lalu meluap,” ungkapnya.
Rokhmad juga menambahkan bahwa berbagai usaha sudah dilakukan Pemerintah Desa (Pemdes) Sraten untuk menormalisasi sungai-sungai yang bermuara ke Danau Rawa Pening itu.
“Tapi karena kewenangan sungai itu ada di pihak BBWS Pamali Juana, maka kami tidak bisa melakukan apa pun,” katanya.
Oleh karena itu, ia pun meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang untuk melakukan normalisasi di sungai sekitar Desa Sraten.
“Kami atas nama warga Desa Sraten di Tuntang ini mohon kepada Bapak Bupati Semarang atau Pemkab Semarang, untuk bisa melakukan upaya segera dilakukan pengerukan dan pelebaran sungai atau normalisasi sungai di Sraten,” harap Rokhmad.
Ia juga menyatakan bahwa Pemdes Sraten sudah melakukan upaya pengerukan dengan menggunakan dana swasembada warga atau gotong royong. Namun, karena minimnya dana yang ada, pengerukan itu tidak berjalan maksimal.
“Pengerukan swadaya warga ini biasanya hanya bertahan satu musim atau satu tahun saja supaya tidak banjir, tapi tetap saja banjir karena pengerukan yang tidak maksimal,” kata Rokhmad.
“Dan jika dilakukan pengerukan atau normalisasi sungai ini dengan Dana Desa (DD) ini tidak bisa sama sekali, makanya kami minta bantuan Pemkab Semarang betul-betul,” pungkasnya.
Jurnalis: Hesty Imaniar
Editor: Rosyid