KUDUS, Lingkarjateng.id – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus bekerja sama Jaringan Perempuan Kudus (JPK) menggelar seminar kesehatan Deteksi Dini dan Upaya Pencegahan Kanker Serviks dan Kanker Payudara di Aula DKK Kudus pada Jumat, 23 Mei 2025.
Seminar itu digelar sebagai upaya edukasi meningkatkan kesadaran perempuan terhadap bahaya kanker serviks dan payudara yang masih tergolong rendah.
Wakil Bupati Kudus, Bellinda Putri Sabrina Birton, yang hadir dalam acara, mengungkapkan keprihatinannya atas masih tingginya angka kematian akibat kanker.
“Sekitar 70 persen kasus kanker serviks ditemukan pada stadium lanjut, sehingga risiko kematian makin tinggi. Untuk kanker payudara, jumlah kasus di Indonesia mencapai 65.858 atau 16,6 persen dari total kanker,” jelasnya.
Bellinda juga menyoroti rendahnya cakupan tes Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) untuk mendeteksi kanker serviks di Kudus.
“Hingga September 2020 baru 3,8 persen, sangat jauh dari target,” katanya.
Sementara itu, Kepala DKK Kudus, dr. Andini Aridewi, menyampaikan bahwa pemerintah telah menempuh berbagai langkah preventif, termasuk vaksinasi HPV bagi siswi kelas 5 dan 6 SD.
“Cakupan vaksinasi HPV 1 sudah 99,6 persen, sedangkan HPV 2 mencapai 94,7 persen. Kami juga mengadakan program Kejar Vaksinasi untuk yang belum lengkap,” ujarnya.
Ia menambahkan, deteksi dini kanker serviks bisa dilakukan di 12 puskesmas terlatih melalui pemeriksaan IVA, dan akan dikembangkan metode HPV DNA.
Untuk kanker payudara, masyarakat diminta rutin melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dan Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS).
Jurnalis: Mohammad Fahtur Rohman
Editor: Rosyid