KENDAL, Lingkarjateng.id – Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Kendal dibawah kepemimpinan Murdoko akan membuat produk kerajinan lokal menjadi unggulan.
Murdoko mengatakan untuk merealisasikan tujuan tersbut perlu dibarengi dengan perbaikan mutu agar hasilnya berkualitas.
Beberapa produksi kerajinan lokal seperti batik Kendal, payung kertas, gerabah, juga tas truko akan terus diberikan pembinaan agar pemasarannya bisa tembus tingkat nasional bahkan internasional.
Menurut Murdoko pemasaran yang baik dapat menarik pembeli untuk datang atau menghubungi perajin. Oleh karena itu perlu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mencari jaringan pemasaran.
Selain pemasaran lewat media sosial, pemasaran melalui pameran juga diperlukan agar produk dapat dikenal masayarakat secara lebih luas.
Dia mengatakn Dekranasda memiliki peran penting dan strategis dalam mendorong pertumbuhan industri kreatif dan menjadi elemen penggerak industri kerajinan. Selain itu Dekranasda berperan sebagai mitra pemerintah daerah dalam membina, juga mengembangkan kerajinan lokal yang semakin bermutu dan berkualitas.
“Kami akan berupaya mencari peluang pasar yang disesuaikan dengan kondisi yang ada, menyesuaikan dengan perkembangan jaman saat ini kami akan memanfaatkan pemasaran serta penjualan dengan menggunakan platform digital,” ujar Murdoko pada Rabu, 21 Mei 2025.
Dia berkomitmen akan mempopulerkan kembali batik Kendal yang beberapa tahun terakhir meredup.
“Salah satu produk khas Kendal sebagai contoh batik, saat ini sepertinya redup, kami akan kembali menghidupkan dan mempopulerkan kembali agar bisa menjadi souvenir bagi para tamu dan juga memproduksi secara masal agar semakin dikenal,” tuturnya.
Ia mengatakan akan menyediakan tempat untuk mempromosikan kerajinan lokal Kendal, seperti di obyek wisata. Dengn begitu menurutnya, ekonomi pariwisata dan bidang ekonomi kreatif berjalan beriringan.
“Sasaran Dekranasda adalah pengrajin, wisata dan kuliner, maka di obyek wisata yang ada kami akan mengupayakan tempat kerajinan lokal untuk menjadi souvenir. Lokasinya di pintu keluar sehingga akan dilewati pengunjung obyek wisata dan harapannya ada transaksi jual beli ditempat tersebut,” pungkasnya.
Jurnalis: Unggul Priambodo
Editor: Ulfa Puspa