BLORA, Lingkarjateng.id – Sebanyak 33 siswa yang saat ini menimba ilmu di SDN 2 Sumengko, Desa Bodeh, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora, menjalani harus proses belajar mengajar dalam kondisi was-was. Pasalnya, semua ruang kelas di sekolah tersebut saat ini dalam kondisi rusak parah.
Kepala SDN 2 Sumengko, Ika Supasih, mengatakan bahwa semua bangunan di sekolahnya saat ini sudah tidak layak pakai karena rusak parah. Bahkan, kondisi bangunan membahayakan para siswa.
“Semua bisa dilihat dari lantai, tembok, plafon, genting, semua pecah dan sangat berbahaya bagi siswa kami,” ujarnya di Blora pda Senin, 28 April 2025.
Ia juga mengungkapkan bahwa beberapa kelas bahkan sering dimasuki ular berbisa karena kondisinya berada di tengah hutan. Ular biasanya bersembunyi di glodok meja siswa dan di bawah keramik yang pecah-pecah.
“Kami bertahan belajar seperti ini karena tidak ada pilihan lain. Mau di rumah warga juga sangat tidak memungkinkan,” tandasnya.
Ia mengatakan, jumlah siswa yang minim membuat dana bantuan operasional sekolah (BOS) menjadi terbatas. Sehingga, kata Ika, tidak banyak yang bisa dilakukan sekolah kecuali pasrah dengan keadaan.
“BOS kami minim, kami hanya pasrah belajar dalam keterbatasan dan rasa was-was,” ucapnay.
Ika mengaku bahwa pihaknya sejak tahun 2019 lalu sudah sering mengajukan bantuan perbaikan gedung sekolah ke dinas terkait.
Namun, permohonan bantuan perbaikan tersebut hingga saat ini belum pernah ditindaklanjuti.
“Kami sudah capek mengajukan, karena hingga kini belum ada tanda-tanda. Ada kabar, karena murid kami di bawah 60,” pungkasnya. (Lingkar Network | Hanafi – Lingkarjateng.id)