JEPARA, Lingkarjateng.id – Bupati Jepara, Witiarso Utomo, mengatakan siap mendukung pengembangan swasembada pangan pada 2026 di Provinsi Jawa Tengah.
Bupati Wiwit menyebut Jepara memiliki 25 ribu hektare sawah yang berpotensi menjadi lumbung pangan untuk menopang ketahanan pangan.
“Kita memiliki kurang lebih luas sawah 25 ribu hektare dan harapan kami Kabupaten Jepara ini bisa menjadi bagian dari lumbung ketahanan pangan di Jawa Tengah,” ujar Bupati Wiwit dalam acara Musrenbangwil Eks Keresidenan Pati di Pati, pada Senin, 21 April 2025.
Bupati Wiwit menyebut Pemkab Jepara sudah menyusun beberapa program yang akan diajukan demi mewujudkan swasembada pangan di Jawa Tengah.
“Salah satunya adalah kita akan mulai tahun depan 2026 membangun smart irigasi. Harapan kami, petani-petani kita tidak susah dengan air. Mulai tahun ini kita anggarkan untuk konsultasi membangun smart irigasi. Kita memastikan bisa tiga kali panen di Jepara,” jelasnya.
Karena program ini membutuhkan biaya cukup tinggi, pihaknya berharap di tahun 2026 nanti bisa mendapatkan bantuan keuangan untuk membangun smart irigasi di Kabupaten Jepara.
“Selain itu, kita juga ada pengembangan untuk perikanan. Kita ingin menjadi sentra rajungan. Mudah-mudahan bisa terealisasi di tahun depan dan bisa menopang ketahanan pangan di Provinsi Jawa Tengah,” jelasnya.
Pihaknya juga mengusulkan bantuan keuangan (bankeu) untuk menopang ketahanan pangan di Jepara.
Pertama, rehabilitasi Jalan Tulakan—Bandungharjo di Kecamatan Donorojo. Kedua, rehabilitasi Jalan Tulakan—Banyumanis di Kecamatan Donorojo. Ketiga, rehabilitasi Jalan Krasak—Guyangan di Kecamatan Bangsri. Keempat, rehabilitasi Jalan Banyumanis—Beteng di Kecamatan Donorojo. Kelima, rehabilitasi perkuatan tebing Sungai Anak Kali Gelis/DAS Bandungharjo di Kecamatan Donorojo.
“Total anggaran ini Rp18,7 miliar. Besar harapan kami untuk bisa direalisasikan dan menjadi semangat kami untuk menguatkan lahan pangan di Kabupaten Jepara,” ungkapnya. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)