KAB.SEMARANG, LINGKAR – Ratusan hingga ribuan warga tumpah ruah di Lingkungan Sidomulyo, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang atau tepatnya di depan Rumah Dinas Bupati Semarang, pada kegiatan Kirab Budaya HUT-504 Kabupaten Semarang, yang dilaksanakan pada Kamis (17/4) dari pagi hingga sore hari.
Berdasarkan pantauan dari Lingkar, bahwa kegiatan tersebut masih menjadi rangkaian kegiatan Hari Jadi Ke-504 Kabupaten Semarang, yang secara khusus dilaksanakan usai masuki bulan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri 1446 H.
Selain itu, ratusan peserta yang mengikuti Kirab Budaya HUT-504 Kabupaten Semarang berasal dari berbagai kategori di Kabupaten Semarang, mulai dari siswa SD dan SMP baik negeri dan swasta, juga termasuknya kategori kolaborasi kelompok kesenian, korwil, dan kecamatan yang ada di Kabupaten Semarang.
Bupati Semarang, Ngesti Nugraha menjelaskan bahwa kegiatan Kirab Budaya Hari Jadi Kabupaten Semarang ini merupakan agenda tahunan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang.
“Dan di tahun ini baik peserta dan warga yang hadir jauh lebih banyak dibandingkan tahun lalu, tentu kami Pemkab Semarang mengucapkan banyak terima kasih atas partisipasi dan antusias warga yang datang ikut meramaikan Kirab Budaya HUT Ke-504 Kabupaten Semarang ini,” katanya usai digelarnya kiran budaya itu.
Meski berlangsung meriah dengan hadirnya ratusan hingga ribuan warga, Ngesti Nugraha menyampaikan pada penyelenggaraannya ada yang berbeda dengan tahun lalu.
“Kami buat seringan mungkin, karena kaitannya dengan adanya efisiensi anggaran, tentu dari segi penyelenggaraannya ada perbedaannya dengan tahun lalu, yang terpenting agenda tahunan yang selalu rutin kami selenggarakan, tetap harus dilakukan. Dan terbukti meski ada perbedaan ini tidak menyurutkan antusias warga yang hadir di Kirab Budaya HUT Ke-504 Kabupaten Semarang ini,” ungkapnya kembali.
Bupati Semarang itu juga menerangkan, jika dalam diselenggarakannya Kirab Budaya HUT Ke-504 Kabupaten Semarang ini, para peserta membawakan tema yang berbeda-beda, yaitu diantaranya soal kesenian, kebudayaan, hingga sejarah yang ada di masing-masing wilayah peserta itu berasal.
“Ini kolaborasi yang baik, antara kebudayaan, kesenian, dan sejarah, tadi ada peserta yang membawakan sejarah Danau Rawa Pening dan beberapa sejarah lainnya dari masing-masing peserta berasal,” imbuhnya.
Ngesti Nugraha menyatakan, jika dengan diselenggarakannya Kirab Budaya HUT Ke-504 Kabupaten Semarang ini bertujuan untuk membangun Kabupaten Semarang yang Berdikari, maju, dan masyarakatnya jauh lebih sejahtera, dan tetap kondusif.
“Termasuk diantaranya dibidang seni budaya di Kabupaten Semarang, dengan adanya kirab ini kami harap baik kebudayaan dan kesenian di wilayah kita ini tetap lestari, dan untuk kelompok keseniannya juga semakin sejahtera, karena di Kabupaten Semarang ini total ada 4.600-an kelompok kesenian, dengan demikian kami harap ini pelaku seni budaya juga bisa lebih sejahtera,” terang dia.
Pihaknya juga menyinggung, adanya alokasi anggaran khusus bagi kelompok kesenian di Kabupaten Semarang, untuk tetap melestarikan seni budaya di Kabupaten Semarang.
Pemkab Semarang sendiri, dalam pelaksanaanya menganggarkan dana untuk pembelian kostum, peralatan kesenian, dan termasuknya dana pentas seni juga dianggarkan oleh Pemkab Semarang kepada kelompok-kelompok kesenian di Kabupaten Semarang.
“Setiap tahunnya ada 1.000-an kelompok kesenian yang kami bantu, artinya bergilir, kemudian anggaran untuk pentas seni ini untuk menggerakan senu budaya. Sehingga, ini bisa meningkatkan perekonomian masyarakat, peningkatan UMKM yang kedepan akan semakin berkembang,” tegasnya.
Adapun jumlah anggaran yang diberikan Pemkab Semarang kepada kelompok seni budaya di Kabupaten Semarang ini, disebutkan Bupati Semarang ini berjumlah Rp 10 miliar di tahun 2025.
“Untuk Rp 10 miliar ini anggaran untuk kelompok seni budaya, kemudian ada sekitar Rp 3,5 miliar untuk pentas seni di Kabupaten Semarang,” tukasnya.
Sementara itu, salah satu peserta asal Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, Mamiek Pramudya sebagai Ketua Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (LLK) Kecamatan Pringapus menyatakan, bahwa di Kirab Budaya HUT Ke-504 Kabupaten Semarang ini, Pringapus coba menghadirkan tema soal sejarah pada era Agresi Militer II yang terjadi di Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang.
“Kami bawakan tarian dan simbol dari kuda lumping yang menggambarkan semangat perjuangan, kemudian kami bawa replika Tugu Peringatan Pringapus, dimana di era Agresi Militer II ada pertempuran pada 27 Juni 1947. Jadi kuda lumping sendiri dulunya ini alat transportasi pejuang-pejuang kita yang menyamar disaat era perjuangan di Pringapus,” jelas dia.
Hal ini menyimpan pesan yang ingin disampaikan ke masyarakat, bahwa di Pringapus ada sebuah sejarah yang terjadi di wilayah tersebut, dan ia pun juga ingin masyarakat tidak melupakan sejarah yang terjadi di banyak tempat, termasuknya Pringapus.
“Jadi pesannya, bahwa ada kisah sejarah perjuangan terjadi di wilayah Kecamatan Pringapus, yang masyarakat perlu tahu dan pelajari. Sehingga pesan kami untuk masyarakat yaitu, jangan melupakan sejarah yang pernah terjadi, termasuknya di Pringapus,” pungkas Mamiek .(HESTI – LINGKAR)