SEMARANG, Lingkarjateng.id – Anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah (Jateng) sekaligus Wakil Ketua Fraksi PKS, Ida Nurul Farida, meminta pemerintah pusat untuk meninjau kembali kebijakan terkait impor tekstil yang mempengaruhi produk lokal.
Hal itu menyusul tumbangnya perusahaan tekstil PT Sritex yang telah berdiri sejak 1966 karena dinyatakan pailit. Kondisi tersebut membuat Sritex harus tutup total per 1 Maret 2025 yang menyebabkan 8.500 karyawan di PHK.
“Tentu saya sangat prihatin atas kondisi ini. Mestinya pemerintah bisa meninjau kembali kebijakan yang memberi kelonggaran untuk impor produk-produk tekstil, yang akhirnya sangat merugikan masyarakatnya sendiri,” ujarnya saat dihubungi via WhatsApp pada Kamis, 6 Maret 2025.
Ia menambahkan bahwa Komisi E DPRD Jawa Tengah kini masih berkomunikasi dengan berbagai pihak terkait untuk membantu karyawan PT Sritex.
“Komisi E sedang berkomunikasi dengan Disnaker, mencoba mencari alternatif-alternatif yang bisa membantu para karyawan yang terkena PHK,” katanya.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa saat ini pihaknya juga tengah menunggu kebijakan pemerintah agar para eks karyawan PT Sritex dapat bekerja kembali.
“Mensesneg, Menaker, sudah menyampaikan alternatif dan solusi. Saat ini tim kurator sedang mencari investor yang siap menyewa pabrik tersebut. Dan harapannya dalam waktu dekat bisa segera deal dan segera operasi lagi dengan mempekerjakan kembali para pegawai Sritex,” tandasnya.
Di sisi lain, Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Tengah, Sumarno, menyatakan bahwa pemerintah hanya dapat memberikan support dan mengawal hak-hak karyawan.
“Kami dari Pemprov langkah yang bisa dilakukan adalah mensupport dan memfasilitasi, dan memastikan hak-hak karyawan, seperti jaminan hari tua, agar dapat diberikan sebelum lebaran,” ujarnya.
Selain itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga telah mempersiapkan solusi alternatif dengan menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan yang siap menampung eks karyawan Sritex.
“Pak Luthfi juga telah kerja sama dengan 9 perusahaan agar para karyawan dapat kerja kembali, kita berharap agar kerja kembali di Sritex, namun jika belum, kita telah menyediakan opsi di perusahaan lain,” pungkasnya. (Lingkar Network | Syahril Muadz – Lingkarjateng.id)