JEPARA, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara gerak cepat membantu korban rumah roboh di Desa Klepu, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara.
Rumah milik Mbah Darwati (75) pada bagian atap belakang rumah roboh usai diguyur hujan dan diterpa ngin kencang pada Minggu, 2 Maret 2025.
Mbah Darwati yang merupakan penerima PKH ini harus meninggalkan rumahnya karena dikhawatirkan bagian rumah ikut ambruk. Sementara waktu, Mbah Darwati tinggal di rumah anaknya.
Bupati Jepara, Witiarso Utomo, langsung bergerak cepat menuju lokasi didampingi wakilnya M. Ibnu Hajar beserta jajaran pemerintah daerah, BPBD, Dinas Sosial, PMI, Baznas, Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman, serta perangkat desa setempat.
Wiwit menegaskan komitmennya untuk membantu warga yang terdampak bencana dengan menyalurkan bantuan logistik dan material bangunan.
“Kami akan memastikan Mbah Darwati mendapatkan bantuan yang dibutuhkan, baik logistik maupun material bangunan, agar rumahnya bisa segera diperbaiki. Pemerintah Kabupaten Jepara selalu hadir untuk warganya, terutama dalam kondisi darurat seperti ini,” ujarnya.
Wiwit-Hajar Fokus Perbaikan Jalan di Jepara dalam 100 Hari Pertama
Wiwit juga menginstruksikan BPBD dan instansi terkait untuk melakukan asesmen lebih lanjut guna memastikan langkah-langkah pemulihan berjalan cepat dan tepat sasaran.
“Kami akan bantu semaksimal mungkin agar Mbah Darwati ini bisa kembali beraktivitas seperti biasa nya dan hidup lebih nyaman lagi,” tuturnya.
Adapun bantuan logistik dan material bangunan yang disalurkan, di antaranya sembako, kasur, terpal, hingga selimut dari Dinsospermades Jepara. Lalu uang Rp 1 juta dan family kit dari PMI Jepara, dan dari Baznas Rp2,5 juta.
“Saya juga sudah menginstruksikan agar proses perbaikan rumah Mbah Darwati bisa segera dilakukan. Tidak harus viral dulu, tapi saat mendapatkan laporan langsung kita bergerak,” ujarnya.
Sementara itu, Mbah Darwati mengucapkan terima kasih telah mendapat bantuan dari pemerintah. Bagi Mbah Darwati bantuan itu sangat berguna untuk melanjutkan hidupnya
“Saya hidup berdua dengan anak saya yang disabilitas. Anak-anak yang lain rumahnya jauh-jauh,” ujar Mbah Darwati. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Lingkarjateng.id)