PATI, Lingkarjateng.id – Harga tembakau yang semakin mahal membuat para petani di Pati antusias untuk menanam komoditas bahan dasar rokok ini. Terbukti tahun 2024, luas lahan pertanian tembakau mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Donah (30) petani tembakau asal Sokopuluhan mengatakan harga tembakau saat ini mencapai Rp 40 ribu per Kg. Harga itu masih berpotensi mengalami kenaikan saat masa panen nanti.
“Sekarang Rp 40 ribu, iki lagi payu. Mboh nek pas panen yo, mugo-mugo munggah (Sekarang Rp 40 ribu, ini lagi mahal. Semoga pas panen harga naik, red,)” ujarnya sembari menyirami tanaman tembakau miliknya, Rabu, 31 Juli 2024.
Oleh karena itu, ia rajin merawat tanaman tembakau miliknya dengan menyiram dan memberikan pupuk setiap pagi.
Menurut Donah dari beberapa petani yang sudah lama menanam tembakau, hasilnya lebih menguntungkan dibandingkan menanam komoditas lainnya seperti palawija.
“Sanjange ngoten. Nek tiang Padas Kidule Pucakwangi sudah. Ini sudah satu bulan. Ini setiap hari, iya sama obat, urea,” paparnya.
Sementara Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati, Nikentri Meiningrum mengatakan harga tembakau di musim tanam (MT) 1 mencapai Rp 40 ribu per Kg.
“Harga tahun kemarin ya, kalau tahun ini masih baru tanam. Kalau tahun kemarin itu, Rp 40 ribu per kilo ini sudah rajangan kering,” jelas Niken.
Mahalnya harga tembakau berpengaruh terhadap lahan tembakau pada 2024 ini. Tercatat pada akhir Mei lalu lahan pertanian tembakau di Kabupaten Pati mencapai 416 hektar.
“Dimungkinkan ini bisa nambah, karena itu kemarin data kita akhir bulan Mei. Untuk bulan Juni-Juli ini saya kira mungkin secara keseluruhan bisa mencapai lebih dari 800 hektar,” ucap Niken.
Sedangkan pada tahun 2021 luas lahan pertanian tembakau di Kabupaten Pati hanya seluas 224 hektar. Tahun 2022 luas lahan pertanian tembakau bertambah menjadi 328 hektar dan tahun 2023 luasnya bertambah lagi menjadi 376 hektar.
Niken menyebut tahun 2023 perluasan lahan pertanian tembakau berada di 4 kecamatan meliputi Kecamatan Jakenan, Kecamatan Jakenan, Kecamatan Pucakwangi, dan Kecamatan Batangan.
Sedangkan di tahun 2024 perluasan lahan pertanian tembakau mencapai 11 Kecamatan yaitu Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Kayen, Kecamatan Tambakromo, Kecamatan Gabus, Kecamatan Margorejo, Kecamatan Gembong, Kecamatan Wedarijaksa, Kecamatan Trangkil, Kecamatan Gunungwungkal, Kecamatan Dukuhseti, dan Kecamatan Cluwak. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Lingkarjateng.id)