SALATIGA, Lingkarjateng.id – Ketua DPC Partai Gerindra Kota Salatiga Yuliyanto menilai pemilihan wali kota dan wakil wali kota (Pilwalkot) Salatiga 2024 rawan terjadi politik uang (money politik).
“Pilwalkot Salatiga rawan money politik karena luas wilayah kota Salatiga kecil. Bahkan sebaran money bisa diselesaikan dalam satu hari. Dan praktik money politik pasti akan mempengaruhi pemilih,” katanya, Selasa, 18 Juni 2024.
Praktek money politik tersebut, lanjut Yulianto, berdasarkan pengamatan beberapa kali perhelatan pesta demokrasi yang telah lalu.
Selain itu, dirinya juga pernah melakukan survei yang hasilnya menyebutkan bahwa pemilih tidak menolak adanya politik uang.
“Karena itu, saya memprediksi pelaksanaan Pilwalkot Salatiga rawan money politik,” ujarnya.
Menurutnya, praktik money politik sangat berpengaruh pada peta politik. Sehingga meskipun ada calon yang elektabilitasnya tinggi, belum tentu bisa memenangkan Pilwalkot.
“Tapi di Salatiga masih ada juga pemilih yang fanatik. Meskipun menerima uang dari calon lain, tetap memilih calon pilihannya. Hanya, mencari pendukung yang fanatik tidak gampang,” ucapnya.
Sementara itu, dari sejarah pelaksanaan pesta demokrasi, di Salatiga tidak ada konflik, justru yang pernah tercatat yakni kasus politik uang. Hal itu dibenarkan oleh sejumlah warga Salatiga.
“Konflik memang tidak ada. Kasus yang ada hanya politik uang, terutama di pinggiran kota Salatiga,” kata Saptono (53) warga Blotongan, Sidorejo, Salatiga.
Menurutnya, praktik politik pasti terjadi dalam pelaksanaan pemilihan legislatif dan Pilwalkot Salatiga. Itu sudah bukan menjadi rahasia lagi.
“Politik uang sudah biasa terjadi. Cuman untuk membuktikannya yang sulit. Sebab banyak pemilih yang mau menerima dan praktik politik uang dilakukan dengan sangat rapi,” ujarnya. (Lingkar Network | Angga Rosa – Lingkarjateng.id)