• Box Redaksi
  • Kontak & Info Iklan
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak Developer
Senin, Mei 12, 2025
lingkarjateng.id
  • BERANDA
  • REGIONAL
    • Pati Hari Ini
    • Kudus Hari Ini
    • Rembang Hari Ini
    • Blora Hari Ini
    • Demak Hari Ini
    • Jepara Hari Ini
    • Kendal Hari Ini
    • Grobogan Hari Ini
    • Semarang Hari Ini
    • Batang Hari Ini
    • Salatiga Hari Ini
    • Pekalongan Hari Ini
  • POLITIK
  • PERISTIWA
  • ARTIKEL
    • Wisata
    • Guru Menulis
    • Inspiratif
    • Keagamaan
    • Opini
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • REGIONAL
    • Pati Hari Ini
    • Kudus Hari Ini
    • Rembang Hari Ini
    • Blora Hari Ini
    • Demak Hari Ini
    • Jepara Hari Ini
    • Kendal Hari Ini
    • Grobogan Hari Ini
    • Semarang Hari Ini
    • Batang Hari Ini
    • Salatiga Hari Ini
    • Pekalongan Hari Ini
  • POLITIK
  • PERISTIWA
  • ARTIKEL
    • Wisata
    • Guru Menulis
    • Inspiratif
    • Keagamaan
    • Opini
No Result
View All Result
lingkarjateng.id
No Result
View All Result
Home News

Banyak Khasiat dan Langka, Kopi Wulung Cuma Bisa Ditanam di Desa Pledokan Semarang

Sekar Sari by Sekar Sari
Rabu, 06-Sep-2023
in News, Semarang Hari Ini
Produksi Kopi Wulung di Desa Pledokan, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang. (Hesty Imaniar/Lingkarjateng.id)

Produksi Kopi Wulung di Desa Pledokan, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang. (Hesty Imaniar/Lingkarjateng.id)

987
VIEWS
Bagikan di WhatsAppBagikan di FacebookBagikan di Twitter

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Kopi Wulung merupakan satu jenis kopi yang disebut banyak masyarakat memiliki khasiat untuk mengobati berbagai macam penyakit. Namun keberadaanya hanya dapat ditemukan di kebun kopi wilayah Desa Pledokan, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang.

Desa Pledokan tidak hanya memiliki beragam kekayaan alam yang mampu menopang perekonomian warga di sekitar desa tersebut. Dari segi wisata alam, Desa Pledokan memiliki banyak wisata alam yang bisa dikunjungi masyarakat seperti Watu Kelir dan Curug 7 Bidadari. Sedangkan dari segi pertanian, warga di Desa Pledokan mendapatkan hidup yang sejahtera dan serba berkecukupan dari hasil tanaman kopi.

Kopi yang khas inilah menjadi kebanggaan warga Desa Pledokan adalah Kopi Wulung. Kopi Wulung ini hanya bisa tumbuh di Desa Pledokan tanpa ditanam oleh para petani.

Kajari Kabupaten Semarang, Ismail Fahmi (tengah), bersama dengan jajaran Pemprov Jateng dan Pemkab Semarang dalam Rakor Kebijakan Pupuk Bersubsidi 2025 di Gedung Dharma Satya Kompleks Kantor Bupati Semarang, Ungaran, Kabupaten Semarang, pada Kamis, 8 Mei 2025. (Dok. Diskominfo Kab. Semarang/Lingkarjateng.id)

Kejari Kabupaten Semarang Tegaskan Distribusi Pupuk Subsidi Harus Sesuai Aturan

8 Mei 2025
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Semarang, Margarita Mita Dewi Sopa, saat memberi keterangan di kantornya pada Kamis, 8 Mei 2025. (Syahril Muadz/Lingkarjateng.id)

Semarang Utara Ditunjuk Jadi Pilot Project Koperasi Merah Putih

8 Mei 2025

Salah satu petani dari Kelompok Tani Suka Maju I, Desa Pledokan, Waluyo saat ditemui di kebun kopi miliknya di Dusun Resowinangun, Desa Pledokan, Kecamatan Sumowono menjelaskan, bahwa kopi wulung adalah jenis kopi yang sangat susah ditanam oleh para petani kopi di sana.

“Jadi khusus kopi wulung ini memang tidak bisa ditanam melalui proses pembibitan, karena tanaman ini proses tumbuhnya yakni tumbuh begitu saja, atau “tukulan” jadi memang asli dan hanya bisa ditemui di desa kami ini,” katanya, Senin sore, 4 September 2023.

Karena susahnya proses tanam, Waluyo menyebut tumbuhan kopi wulung mulai langka ditemui.

“Bisanya melalui proses stek. Karena di sini selain kopi wulung, kami juga punya kopi unggulan lainnya, seperti kopi jenis arabika, robusta, dan juga ekselsa atau beo. Nah, kopi wulung ini bisa di stek namun hanya dengan tanaman kopi jenis robusta, tidak bisa dari jenia kopi lainnya,” ujarnya.

Ia menjelaskan, jika di tanam melalui proses stek dengan jenis kopi lain selain robusta, rasa dari kopi wulung akan sangat jauh berbeda. Sebab, rasa dari kopi wulung itu sendiri memiliki rasa yang sangat pahit.

“Jika dengan robusta ini tidak akan mempengaruhi rasa dan khasiatnya. Karena kopi wulung adalah jenis kopi yang biasa digunakan untuk obat berbagai macam penyakit. Seperti disentri, asam lambung, hipertensi, asam urat dan penyakit dalam lainnya. Cara mengkonsumsinya pun berbeda dengan cara minum kopi lainnya,” beber Waluyo.

Selain itu, keunikan lain dari kopi wulung yakni cara mengonsumsinya. Setiap penikmat kopi wulung disarankan untuk meminumnya hanya satu hari satu kali pada saat sebelum tidur.

“Dan saat membuatnya tidak boleh menggunakan gula, jadi harus kopi wulung murni karena kopi jenis ini selain nikmat rasa pahitnya juga berkhasiat,” imbuh Waluyo.

Untuk harga kopi wulung, Waluyo mengatakan harga kopi wulung ini berbeda dengan jenis kopi lainnya dari Desa Pledokan. Harga per kilo biji kopi wulung dibandrol Rp 400 sampai Rp 450 ribu.

“Dan jika sudah dalam bentuk kemasan dan bentuk bubuk siap minum, harganya bisa sampai Rp 700 hingga Rp 850 ribu. Maka dari itu pasarnya kopi wulung kami ini tidak di Kabupaten Semarang, tapi daerah lain,” ujarnya.

Tanaman kopi wulung pun berbeda dengan bentuk tanaman kopi pada umumnya. Tanaman kopi wulung memiliki bentuk yang sangat tinggi, dengan ditumbuhi banyak daun muda.

Selain itu, bentuk biji kopi wulung dan warnanya pun berbeda dengan kopi jenis lainnya. Kopi wulung ini memiliki ukuran biji yang lebih kecil dibandingan jenis kopi lainnya, serta berwarna ungu.

“Dan saat ini mulai langka, tidak banyak tanaman kopi wulung yang tumbuh dengan sendirinya, makanya kami juga menanamnya dengan cara stek bersama tanaman kopi jenis robusta agar bisa tetap memproduksi kopi wulung tanpa mengurangi kualitas dan khasiat, serta rasanya,” lanjutnya.

Waluyo juga menceritakan bahwa di Desa Pledokan tidak hanya memproduksi kopi wulung saja, tapi juga kopi jenis lainnya. Yakni, robusta, arabika, dan ekselsa atau abeo, dimana semuanya merupakan jenis kopi petik merah.

“Jadi selain kopi wulung yang terkenal di Desa Pledokan juga ada kopi robusta dan ekselsa yang juga banyak di buru pembeli. Karena memang ada rasa khasnya kopi robusta dan ekselsa kita, jadi pahitnya ada rasa asam dan rasa buah-buahan. Misalnya robusta nangka, robusta alpukat tergantung kami menanamnya berdekatan dengan pohon buah jenis apa, jadi ada rasa uniknya yang banyak disukai oleh orang-orang banyak,” sebutnya.

Di sisi lain, Kepala Desa (Kades) Pledokan, H Amin mengatakan bahwa kopi menjadi salah satu sektor terbesar yang membuat warganya sejahtera. Bahkan berbagai inovasi pun dilakukan oleh para kelompok tani di Desa Pledokan yang memiliki empat dusun itu.

“Kami selalu mendorong warga di sini untuk terus bisa memproduksi kopi-kopi khas Desa Pledokan. Karena jujur memang kami tidak banyak variasi untuk kopi produksi para kelompok tani di sini, mereka rata-rata menjual kopi dalam bentuk whole bean atau bubuk dalam kemasan dengan nama produknya Gumuk Dali yang diproduksi total ada 7 kelompok tani dan 2 kelompok wanita tani (KWT),” imbuhnya.

Dikatakannya produk kopi wulung hanya dijual di luar daerah Kabupaten Semarang khususnya lokasi wisata Candi Borobudur dan di ekspor ke Turki sebanyak 15 ton.

“Karena memang pasar pembelinya dari wisatawan asing dan mancanagera karena harganya yang sangat mahal itu, kami sempat kesusahan jika di jual di pasar lokal. Kecuali untuk jenis kopi lainnya, itu memang kami pasarkan baik di daerah sendiri dan daeraah lain bahkan di seluruh wilayah di Indonesia, karena rata-rata kelompok tani yang memproduksi kopi di sini sudah memiliki pelanggan sendiri-sendiri,” ucapnya.

Tahun ini petani Desa Pledokan berhasil memanen sebanyak 195 ton jenis robusta dan arabika. Ia berharap produk kopi asli dari Kabupaten Semarang semakin berkembang.

“Desa Pledokan ini menjadi wilayah terbesar di Kabupaten Semarang untuk memproduksi kopi khas lokal sini, jadi dengan meningkatnya hasil panen ini kami harap warga di sini yang rata-rata merupakan petani kopi bisa semakin sejahtera karena kami terus dorong mereka untuk memproduksi kopi setiap waktu demi kemakmuran bersama. Karena petani di sini tidak ada yang jadi buruh, semuanya petani sehingga kami harap bisa menjadi satu contoh untuk desa lainnya di Kabupaten Semarang dalam hal produksi kopi,” tandasnya.

Sebagai informasi, untuk harga per kilo kopi khas Desa Pledokan baik jenis robusta, arabika, dan ekselsa dibanderol seharga mulai Rp 20 ribu sampai dengan Rp 150 ribu. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Lingkarjateng.id)

Tags: Berita SemarangInfo SemarangSemarang Hari Ini
Previous Post

Seni Penerimaan Diri, 5 Jurus Mengubah Kekurangan Menjadi Kekuatan

Next Post

Bangun Tidur, HP Milik Santri di Grobogan Hilang Digondol Maling

Post Terkait

Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng saat mengikuti Seminar Seminar Nasional Pengusulan Gelar Pahlawan Nasional KH. Sholeh Darat, Sabtu, 10 Mei 2025. (Humas Pemkot Semarang/ Lingkarjateng.id)
News

Sekilas tentang K.H. Sholeh Darat yang akan Diusulkan sebagai Pahlawan Nasional

by Ulfa Puspa
12 Mei 2025

SEMARANG, Lingkarjateng.id - Nama Kiai Haji Sholeh Darat atau Muhammad Sholeh bin Umar al-Samarani sudah tidak asing banyak warga Kota...

Read moreDetails
Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari. (Arvian Maulana/Lingkarjateng.id)

Paguyuban BPD Kendal Gelar Musda, Bupati Tika Harapkan Hal Ini

10 Mei 2025
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dengan Mendagri RI Tito Karnavian tampak saling berinteraksi dalam kegiatan Silaturahmi dan Rapat Kerja Forum MWA PTN-BH se-Indonesia, di Hotel Tentrem, Semarang, Jumat, 9 Mei 2025. (Humas Jateng)

Gubernur Luthfi Gandeng 44 Kampus Bangun Jateng, Dipuji Mendagri

10 Mei 2025
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi memberikan sambutan dalam acara pelepasan sebanyak 1.200 siswa, yang akan mengikuti program pemagangan ke Jepang. Pelepasan siswa itu dilakukan di MG Setos, Semarang, Jumat, 9 Mei 2025. (Humas Jateng)

Gubernur Jateng Ingin Mapel Bahasa Jepang Diterapkan di SMA/SMK

10 Mei 2025
AKP Heri Dwi Utomo menunjukkan sejumlah barang bukti yang digunakan pelajar SMK terlibat tawuran di jalan Pati-Gembong, Desa Muktiharjo, Jumat, 9 Mei 2025. (Humas Polresta Pati)

6 Terduga Pelaku Tawuran Antar Pelajar SMK di Pati Diamankan Polisi

10 Mei 2025
Load More

BERITA TRENDING

Ketua Dekranasda Kendal, Murdoko (kanan), saat melihat RTH Taman Klorofil di Kendal Kota pada Minggu, 11 Mei 2025. (Unggul Priambodo/Lingkarjateng.id)
Kendal Hari Ini

Dekranasda Kendal Akan Sulap RTH Jadi Pusat Kuliner dan UMKM

by Rosyid
11 Mei 2025

KENDAL, Lingkarjateng.id - Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Kendal, Murdoko, akan menjadikan semua Ruang Terbuka Hijau (RTH) di...

Read moreDetails
Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari, saat meninjau Jalan Biting-Cening, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, pada Jumat, 9 Mei 2025. (Dok. Pemkab Kendal/Lingkarjateng.id)

Bupati Kendal Anggarkan Rp 1,5 Miliar untuk Perbaikan Jalan Biting-Cening

9 Mei 2025
Bupati Kudus, Sam’ani Intakoris. (Mohammad Fahtur Rohman/Lingkarjateng.id)

Proyek SIHT Kudus Dipastikan Lanjut, Bupati Sam’ani: Harus Dikerjakan Hati-Hati dan Diawasi Ketat

10 Mei 2025

BERITA POPULER

  • Kepala Bapenda Kendal, Abdul Wahab. (Arvian Maulana/Lingkarjateng.id)

    Usaha Kos-kosan di Kendal Akan Dikenakan Pajak 10 Persen Per Pintu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Depo Sampah di Kaliwungu Kendal Resmi Ditutup, Warga Diminta Buang ke TPA Darupono

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bupati Kendal Anggarkan Rp 1,5 Miliar untuk Perbaikan Jalan Biting-Cening

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Post Terbaru

PANTAU SITUASI : Petugas BPBD Kota Salatiga melihat kondisi tabah longsor di Perum Residence RT 03 RW 05 Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Argomulyo, Minggu, 11 Mei 2025 sore. (Humas BPBD Salatiga/Lingkar jateng.id)

BPBD Salatiga Imbau Warga Waspada Pasca Banjir dan Longsor di Sejumlah Daerah

12 Mei 2025
Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng saat mengikuti Seminar Seminar Nasional Pengusulan Gelar Pahlawan Nasional KH. Sholeh Darat, Sabtu, 10 Mei 2025. (Humas Pemkot Semarang/ Lingkarjateng.id)

Sekilas tentang K.H. Sholeh Darat yang akan Diusulkan sebagai Pahlawan Nasional

12 Mei 2025
ILUSTRASI: Kondisi peternakan sapi di Kendal. (Arvian Maulana/Lingkarjateng.id)

DPP Kendal Pantau Peternakan Pastikan Hewan Kurban Bebas PMK

12 Mei 2025
Wakil Bupati Kudus, Bellinda Sabrina Putri Birton, saat melakukan sidak di Pasar Bitingan, Kabupaten Kudus, pada Sabtu, 10 Mei 2025. (Nisa Hafizhotus S./Lingkarjateng.id)

Wabup Kudus Akan Kembali Terapkan Jam Operasional Pedagang Pasar Bitingan

11 Mei 2025
lingkarjateng.id

Lingkarjateng.id adalah media online yang menerbitkan berita terbaru dan teraktual di wilayah Jawa Tengah, berita yang kami terbitkan padat mendalam dan terpercaya, meliputi info wilayah Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Kudus, Kabupaten Demak, Kabupaten Kendal, Kabupaten Pati, Kabupaten Jepara, Kabupaten Blora, Kabupaten Rembang, Kabupaten Grobogan, Kota Salatiga dan Kabupaten Batang

Follow Us

  • Box Redaksi
  • Kontak & Info Iklan
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak Developer

© 2021 Lingkarjateng.id - Mendalam Terpercaya

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Jateng Hari Ini
    • Kesehatan
    • Bisnis & Ekonomi
    • Wisata
    • Hukum dan Kriminal
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Teknologi & Informatika
  • Regional
    • Pati Hari Ini
    • Kudus Hari Ini
    • Jepara Hari Ini
    • Rembang Hari Ini
    • Blora Hari Ini
    • Kendal Hari Ini
    • Demak Hari Ini
    • Grobogan Hari Ini
    • Semarang Hari Ini
    • Batang Hari Ini
    • Salatiga Hari Ini
  • Politik & Pemerintahan
  • Artikel
    • Inspiratif
    • Guru Menulis
  • Lingkar TV
  • Box Redaksi
  • Kontak & Info Iklan

© 2021 Lingkarjateng.id - Mendalam Terpercaya