PATI, Lingkarjateng.id – Dalam beberapa hari terakhir, gelombang tinggi dan banjir rob melanda wilayah pesisir Kabupaten Pati. Daerah yang terdampak adalah Kecamatan Dukuhseti dan Kecamatan Tayu.
Saat dimintai keterangan, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati, Martinus Budi Prasetya mengungkapkan, sampai saat ini pihaknya belum memberikan bantuan logistik kepada warga yang terdampak rob tersebut.

“Untuk bantuan logistik, bagi masyarakat yang terdampak belum diberikan. Tapi, kami sudah berkoordinasi dengan PMI untuk segera memberikan bantuan logistik pangan. Di Banyutowo ada 73 rumah dan di Tunggulsari ada 113 rumah. Sementara itu, untuk cadangan logistik pangan yang ada di BPBD Pati sudah habis untuk korban banjir beberapa waktu lalu. Segera kami akan meminta bantuan ke PMI melalui Bupati untuk meringankan sedikit beban masyarakat,” ujarnya, belum lama ini.
Selain rumah warga yang terdampak, beberapa areal tambak pun terendam. Lanjut Martinus, pemilik tambak yang terdampak banjir rob mengalami kerugian hingga miliaran rupiah.
“Untuk kerugian, kami tidak mengetahui secara pasti. Tetapi secara kasarannya mencapai miliaran rupiah, mengingat pengelolaan untuk satu hektar tambak mencapai Rp 200 juta. Selain itu, ikan di tambak juga ikut hanyut saat banjir,” terangnya.
Untuk mencegah dan menanggulangi bencana yang serupa, Martinus mengimbau kepada warga yang tinggal di pesisir pantai untuk gencar menanam mangrove. Ia menambahkan, selain mengurangi terjadinya abrasi pantai, mangrove dapat menahan hantaman gelombang tinggi.
“Saya mengimbau kepada masyarakat pesisir untuk lebih giat mempertahankan keberadaan mangrove. Karena selain mengurangi abrasi juga mampu menanggulangi air laut yang naik ke daratan,” ujarnya. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)